Putra Dono Sakit Hati dengan Warkop KW: Mereka Cederai Perjuangan Warkop DKI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satrio Sarwo Trengginas, anak almarhum Dono Warkop, mengungkapkan rasa sakit hati dan tersinggungnya atas sikap manajemen Warkopi yang coba merepresentasikan Warkop DKI tanpa izin. Satrio merasa, sikap manajemen Warkop KW tersebut mencederai perjuangan serta kerja keras sang ayah bersama dua sahabatnya, Kasino dan Indro.
Satrio keberatan jika jerih payah serta perjuangan Dono, Kasino, dan Indro selama 48 tahun dengan mudahnya ditiru lalu dikomersilkan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Lembaga Warkop DKI beserta keluarga personil Warkop DKI.
“Kalau memang Om Indro sudah sakit hati, ya pasti secara tidak langsung anak-anaknya juga merasa sakit dan tersinggung. Karena saya melihat perjuangan bapak saya Dono, Om Kasino, dan Om Indro nggak dilalui dengan instan. Mereka bertiga itu jatuh bangun untuk mempertahankan Warkop DKI. Bahkan sampai sekarang Om Indro masih konsisten di usianya yang nggak lagi muda membawa bendera Warkop," kata Satrio dalam kanal YouTube Warkop Jurnalis, dikutip Selasa (21/9/2021).
Satrio mengaku, sangat menghargai jatuh bangun ayahnya dan personil Warkop DKI lain selama kurun 48 tahun. Bukan sekadar grup lawak, karena dari sana ia belajar tentang perjuangan dan arti persahabatan.
"Mereka terbangun dari persahabatan yang bagi saya nggak ternilai. Bahkan yang bisa memisahkan mereka ya cuma maut," ungkapnya.
Perjuangan almarhum Dono bersama Kasino dan Indro selama puluhan tahun kemudian dipandang rendah, bahkan remeh hingga dikomersilkan tanpa izin. Sebagai anak, Satrio merasa sedih dan kecewa. Karena itu, dia menyayangkan sikap Warkopi yang tidak melakukan izin terlebih dulu untuk membuat konten yang menyerupai Warkop DKI.
Meski demikian, Satrio tidak menyalahkan ketiga sosok yang diklaim mirip Dono, Kasino, dan Indro itu. Ia justru kesal pada manajemen Warkopi yang memanfaatkan ketiga karakter tersebut serta popularitas Warkop DKI demi keuntungan semata.
"Ada pihak manajemen yang memanfaatkan tiga karakter ini untuk dikomersilkan tanpa sepengetahuan dan izin dari Om Indro beserta anak-anaknya. Itu bagi saya perbuatan tidak beretika. Kalau ujug-ujug dikomersilkan, rasanya tidak sebanding dengan perjuangan ayah saya yang sudah jerih payah sampai ke tahap itu, karena saya pribadi belajar dari Warkop DKI, lebih menghargai proses daripada hasil. Karena itu, pihak manajemen secara nggak langsung mencederai perjuangan ayah-ayah kami dan menyakiti hati kami," papar Satrio.
Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, media sosial viral dengan kehadiran tiga pemuda yang diklaim mirip dengan komedian Warkop DKI. Tiga pemuda itu adalah Alfin (Indro), Sepriadi (Dono), dan Alfred (Kasino) yang kemudian membentuk grup dengan nama Warkopi. Mereka sampai diundang ke acara televisi karena saking viral.
Di tengah euforia perbincangan publik atas viralnya tiga pemuda mirip Warkop DKI ini, Indro mengungkapkan keberatannya. Bukan tak suka pada pemuda yang mirip dengan personil Warkop DKI, Indro hanya ingin menegaskan bahwa grupnya memiliki hak kekayaan intelektual (HAKI).
Satrio keberatan jika jerih payah serta perjuangan Dono, Kasino, dan Indro selama 48 tahun dengan mudahnya ditiru lalu dikomersilkan tanpa sepengetahuan dan persetujuan dari Lembaga Warkop DKI beserta keluarga personil Warkop DKI.
“Kalau memang Om Indro sudah sakit hati, ya pasti secara tidak langsung anak-anaknya juga merasa sakit dan tersinggung. Karena saya melihat perjuangan bapak saya Dono, Om Kasino, dan Om Indro nggak dilalui dengan instan. Mereka bertiga itu jatuh bangun untuk mempertahankan Warkop DKI. Bahkan sampai sekarang Om Indro masih konsisten di usianya yang nggak lagi muda membawa bendera Warkop," kata Satrio dalam kanal YouTube Warkop Jurnalis, dikutip Selasa (21/9/2021).
Satrio mengaku, sangat menghargai jatuh bangun ayahnya dan personil Warkop DKI lain selama kurun 48 tahun. Bukan sekadar grup lawak, karena dari sana ia belajar tentang perjuangan dan arti persahabatan.
"Mereka terbangun dari persahabatan yang bagi saya nggak ternilai. Bahkan yang bisa memisahkan mereka ya cuma maut," ungkapnya.
Perjuangan almarhum Dono bersama Kasino dan Indro selama puluhan tahun kemudian dipandang rendah, bahkan remeh hingga dikomersilkan tanpa izin. Sebagai anak, Satrio merasa sedih dan kecewa. Karena itu, dia menyayangkan sikap Warkopi yang tidak melakukan izin terlebih dulu untuk membuat konten yang menyerupai Warkop DKI.
Meski demikian, Satrio tidak menyalahkan ketiga sosok yang diklaim mirip Dono, Kasino, dan Indro itu. Ia justru kesal pada manajemen Warkopi yang memanfaatkan ketiga karakter tersebut serta popularitas Warkop DKI demi keuntungan semata.
"Ada pihak manajemen yang memanfaatkan tiga karakter ini untuk dikomersilkan tanpa sepengetahuan dan izin dari Om Indro beserta anak-anaknya. Itu bagi saya perbuatan tidak beretika. Kalau ujug-ujug dikomersilkan, rasanya tidak sebanding dengan perjuangan ayah saya yang sudah jerih payah sampai ke tahap itu, karena saya pribadi belajar dari Warkop DKI, lebih menghargai proses daripada hasil. Karena itu, pihak manajemen secara nggak langsung mencederai perjuangan ayah-ayah kami dan menyakiti hati kami," papar Satrio.
Baca Juga
Sementara itu, dalam beberapa hari terakhir, media sosial viral dengan kehadiran tiga pemuda yang diklaim mirip dengan komedian Warkop DKI. Tiga pemuda itu adalah Alfin (Indro), Sepriadi (Dono), dan Alfred (Kasino) yang kemudian membentuk grup dengan nama Warkopi. Mereka sampai diundang ke acara televisi karena saking viral.
Di tengah euforia perbincangan publik atas viralnya tiga pemuda mirip Warkop DKI ini, Indro mengungkapkan keberatannya. Bukan tak suka pada pemuda yang mirip dengan personil Warkop DKI, Indro hanya ingin menegaskan bahwa grupnya memiliki hak kekayaan intelektual (HAKI).
(tsa)